**“Love & Hate”** karya **Eagle Instrumental** adalah sebuah ekspresi musik yang mendalam tentang hubungan manusia yang paling rumit—perpaduan antara cinta yang membahagiakan dan kebencian yang menyakitkan. Tanpa sepatah kata pun, lagu ini berbicara dengan kekuatan emosi yang kontras namun menyatu, seolah menggambarkan hati yang terbelah oleh dua sisi perasaan.
Lagu ini dimulai dengan nada-nada lembut dari piano dan gitar yang tenang, menciptakan suasana hangat seperti kenangan cinta pertama. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Masuknya beat dramatis, gesekan string tajam, dan elemen distorsi secara perlahan mengubah suasana menjadi tegang dan penuh tekanan. Inilah titik di mana cinta berubah menjadi luka, dan kebahagiaan mulai bersaing dengan amarah yang tak terbendung.
Komposisi “Love & Hate” ibarat perjalanan emosional yang tak berujung. Di satu sisi, ada kerinduan, kenangan indah, dan rasa sayang yang belum padam. Tapi di sisi lain, ada luka, pengkhianatan, dan kemarahan yang terus membekas. Lagu ini tidak menyodorkan jawaban, tapi membiarkan pendengar tenggelam dalam konflik yang nyata: bisa saja kita mencintai seseorang yang juga menjadi sumber sakit terdalam dalam hidup kita.
Eagle Instrumental berhasil menyampaikan narasi batin ini lewat dinamika musik yang kaya—perubahan tempo, benturan harmoni, dan lapisan instrumen yang saling bertabrakan namun tetap terasa padu. Setiap bagian lagu seperti dialog antara hati yang ingin memaafkan dan ego yang tak bisa melupakan. Ini bukan sekadar musik pengiring, melainkan sebuah lukisan suara dari perasaan yang tak bisa diucapkan.
“Love & Hate” cocok menjadi teman ketika seseorang merasa terjebak antara harapan dan kekecewaan, antara ingin tetap bertahan atau memilih pergi. Lagu ini tidak menyudutkan siapa pun, tapi memberikan ruang bagi siapa saja untuk meresapi bahwa manusiawi sekali mencintai dan membenci dalam waktu yang bersamaan.
Melalui **“Love & Hate”**, Eagle Instrumental mengajak kita menyelami sisi tergelap dan terindah dari hati manusia. Sebuah karya yang mengingatkan bahwa tak semua cinta berakhir bahagia, dan tak semua kebencian berasal dari ketidaksukaan—kadang, justru berasal dari cinta yang terlalu dalam.